Renungan 7:Yang
Terjadi ya Terjadilah
Tiada suatu bencanapun yang
menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis
dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(QS. Al Hadiid:22)
Jika memang sudah kehendak
Allah SWT, kita bisa apa? Yang terjadi, ya
terjadilah. Kita tidak bisa
menghindar dari berbagai bencana yang sudah
direncanakan Allah SWT, kita
tidak bisa lari dari ketentuan-Nya, kita tidak
melawan-Nya, maka
satu-satunya yang bisa kita lakukan ialah menerimanya.
Tunggu, yang dimaksud
menerima bukanlah dalam makna “nrimo”, tetapi kita
harus menyadari dan meyakini
bahwa semua itu adalah kehendak Allah SWT.
Dia-lah yang Maha Berkuasa
menetapkan apapun yang terjadi pada kita.
Menerima artinya kita
mengembalikan semuanya kepada Allah SWT, sebab
semuanya datang dari Allah,
maka kita kembalikan kepada-Nya.
Jika kita sudah beriman akan
ketentuan Allah, maka kita tidak lagi perlu larut
dalam kesedihan,
penyelasalan, dan kebencian akan masalah, kesulitan,
musibah, dan kegagalan yang
menimpa kita. Kita akan tenang menghadapi
usaha dan upaya kita, karena
jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, itu
adalah sudah bagian dari
ketentuan Allah SWT.
Jika hal ini sudah tertanam
dalam jiwa, maka tidak ada lagi gundah, tegang,
resah, dan cemas di dalam
hati kita. Kita akan menjalani hidup dengan penuh
optimis dan semangat, karena
apa lagi yang harus kita cemaskan. Semuanya
sudah tertulis di Lauh
Mahfudzh. Saat kesulitan menerpa, serahkan saja kepada
Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Says