Selamat datang di Blog Visi dan Motivasi. Sebuah blog berbagi cerita dan motivasi dalam menapaki hidup ini.

Senin, 17 Oktober 2011

Malaikat Pelindung ...



Suatu hari seorang bayi siap untuk dilahirkan kedunia. Dia bertanya kepada Tuhan :

" Para Malaikat disini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah ?
 Tuhan menjawab," Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu."

" Tapi disini, didalam surga, apa yang pernah saya lakukan hanyalah beryanyi dan tertawa. Ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia."
 " Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih bahagia."

"Dan bagaimana saya mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku jika saya tidak mengerti bahasa mereka?"
 " Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar, dan dengan penuh kesabaran dan perhatian, dia akan mengajarkan bagaimana cara berbicara."

" Apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu?"
" Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara Berdoa."

" Saya mendengarkan bahwa dibumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya?"
 " Malaikatmu akan melindungimu, walau hal itu mungkin mengancam jiwanya."

" Tapi, saya pasti akan merasa sedih karena tidakmelihatMu lagi."
" Malaikatmu akan menceritakan padamu tentangfKu dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, Walaupun sesungguhnya Aku akan selallu berada disisimu."

Saat surga begitu tenang, sehingga suara bumi dapat didengar, dan sang bayi bertanya perlahan," Tuhan, jiika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahuku nama malaikat tersebut ?" " Kamu akan memanggil Malaikatmu , IBU."

Minggu, 16 Oktober 2011

Tiada Harga untuk Waktu, tetapi Menghargai waktu adalah sumber kesuksesan..


Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil Anda hanya dekat dengan mereka yang anda sukai. Dan seringkali anda menghindari orang yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah Anda akan mengenal sudut pandang yang baru Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan Jangan menolak perubahan hanya karena anda takut kehilangan yang telah dimiliki, karena dengannya anda merendahkan nilai yang bisa anda capai melalui perubahan itu Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong bila sikap anda salah Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan punya kesempatan untuk bersikap berani Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang anda pikirkan adalah jalan keluar masalah. Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat Kita lebih menghormati orang miskin yang berani daripada orang kaya yang penakut. Karena sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa depan yang akan mereka capai Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai. Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah. Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa mengupayakan pelayanan yang terbaik. Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang baik, maka andalah yang akan dicari uang Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita mungkin menua dengan berjalanannya waktu, tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus mengubah diri kita sendiri Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi orang tua yang masih melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan saat muda. Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan

Perilaku Orang Tua, Perilaku Anak..


Suatu ketika disebuah sekolah, diadakan pementasan drama. Pentas drama yang meriah, dengan pemain yang semuanya siswa-siswi disana. Setiap anak mendapat peran, dan memakai kostum sesuai dengan tokoh yang mereka perankan. Semua tampak serius, sebab pak Guru akan memberikan hadiah kepada anak yang tampil terbaik dalam pentas. Didepan panggung, semua orang tua murid ikut hadir dan menyemarakkan acara itu. Lakon drama berjalan dengan sempurna, semua anak tampil dengan maksimal. Ada yang berperan sebagai petani, lengkap dengan cangkul dan topinya. Ada juga yang menjadi nelayan, dengan jala yang disampirkan di bahu. Disudut sana, tampak pula seorang anak dengan wajah sedih, layaknya pemurung yang selalu menangis. Tepuk tangan dari para orang tua dan guru kerapo terdengar., disisi kiri dan kanan panggung. Tibalah kini akhir dari pementasan drama. Dan itu berarti, sudah saatnya pak guru mengumumkan siapa yang berhak mendapat hadiah. Setiap anak tampak berdebar dalam hati, berharap merekan terpilih menjadi pemain drama terbaik. Dalam komat-kamit mereka berdoa, supaya pak Guru akan menyebut namanya dan mengundang keatas panggung untuk menerima hadiah. Para orang tua pun ikut berdoa, membayangkan anak2 mereka menjadi yang terbaik. Pak Guru telah menaiki panggung, dan tak lama kemudian ia menyebut sebuah nama. Ahhaa..ternyata anak yang menjadi Pak Tua pemarah –lah yang menjadi juara. Dengan wajah berbinar, sang anak bersorak gembira.” Aku Menang”..begitu ucapnya. Ia bergegas menuju panggung, diiringi kedua orang tuanya yang tampak bangga. Tepuk tangan terdengar lagi.. Sang orang tua menatap sekeliling, menatap keseluruh hadirin . Mereka bangga. Pak Guru Menyambut m ereka. Sebelum menyerahkan hadiah, ia sedikit bertanya kepada sang “ Jagoan”, “Nak, kamu memang hebat. Kamu pantas mendapatkannya.Peranmu sebagai seorang yang pemarah terlihat bagus sekali. Apa rahasiannya ya, sehingga kamu bisa sehebat ini …Coba ceritakan kepada teman-temanmu.. Sang anak menjawab,” Terimakasih atas hadiahnya Pak. Dan sebenarnya saya harus berterimakasih kepada Ayah saya dirumah. Karena , dari ayah lah saya belajar berteriak dan menjadi pemarah. Kepada ayah Lah saya meniru prilaku ini. Ayah sering berteriak kepada saya, maka bukan hal sulit untuk menjadi pemarah seperti ayah.” Tampak sang ayah mulai tercenung . Sang anak mulai melanjutkan, “.. Ayah membesarkan saya dengan cara seperti itu.. jadi peran ini adalah peran yang mudah buat saya…” Sunyi. Usai bibir anak itu terkatup, keadaan tambah sunyi. Begitupun kedua orangtua si anak diatas panggung, mereka tertunduk. Jika sebelumnya mereka bangga, kini kebanggaan itu berubah menjadi aib. Seakan mereka berdiri sebagai terdakwa. Mereka belajar sesuatu dihari itu, ada yang harus diluruskan dalam perilaku mereka… Semua diserah ke para pembaca.. Semoga bermanfaat… Jayeed Jidan

7 Ciri Sok Tahu..


eramuslim - 'Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.

1. Enggan Membaca Ketika disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang 'sok tahu' pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui. Disisi lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.

2. Enggan Menulis Orang yang sok tahu terlalu mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan menghafal pengetahuan atau ilmu yang diperolehnya. Ia enggan mencatat. "Ngerepotin," katanya. Seolah-olah, otaknya adalah almari baja yang isinya takkan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia. Orang yang sok tahu enggan mencatat setiap membaca, menyimak khutbah, kuliah, ceramah, dan sebagainya. Padahal, Allah telah mengajarkan penggunaan pena kepada manusia. Di sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat pengetahuan yang diperolehnya, tapi ia merasa terlalu bodoh untuk mampu menulis. "Susah," katanya. Padahal, merasa terlalu bodoh itu jangan-jangan pertanda kemalasan. Emang sih, kalo nulis buat orang lain, kita perlu ketrampilan tersendiri. Tapi, bila nulis buat diri sendiri, bukankah kita gak bakal kesulitan nulis 'sesuka hati'? Apa susahnya nulis di buku harian, misalnya, "Tentang ciri sok tahu, lihat al-'Alaq!"?

3. Membanggakan Keluasan Pengetahuan Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, banyak menulis, banyak mendengar, banyak berceramah, dan sebagainya tanpa menyadari bahwa pengetahuan yang ia peroleh itu semuanya berasal dari Allah. Ia mengira, prestasi yang berupa luasnya pengetahuannya ia peroleh berkat kerja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itu pun semuanya atas kehendak-Allah. Mungkin ia suka meminjam atau membeli buku sebanyak-banyaknya, tetapi membacanya hanya sepintas lalu atau malah hanya memajangnya. Ia merasa punya cukup banyak wawasan tentang banyak hal. Ia tidak merasa terdorong untuk menjadi ahli di bidang tertentu. Kalau ia menjadi muballigh 'tukang fatwa', semua pertanyaan ia jawab sendiri langsung walau di luar keahliannya. Ia mungkin bisa menulis atau berbicara sebanyak-banyaknya di banyak bidang, tetapi kurang memperhitungkan kualitasnya.

4. Merendahkan Orang Lain Yang Tidak Sepaham Bagi orang Islam yang sok tahu, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera saja ia menuduh mereka telah melakukan bid'ah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya. Bahkan, misalnya, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain walau mereka punya dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai "Yang Maha Tahu", terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah Swt berfirman: "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan." (an-Najm [53]: 32) Muslim yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan menjadikan dosa itu identik dengan kesesatan dan kekafiran! Lalu atas dasar itu dengan gampangnya ia mengeluarkan 'vonis hukuman mati'. Padahal, dalam sebuah hadits shahih dari Usamah bin Zaid dikabarkan, "Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallaah, maka ia telah Islam dan terpelihara jiwa dan hartanya. Andaikan ia mengucapkannya lantaran takut atau hendak berlindung dari tajamnya pedang, maka hak perhitungannya ada pada Allah. Sedang bagi kita cukuplah dengan yang lahiriah."

5. Menutup Telinga dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain Orang yang sok tahu tidak memberi peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangan yang selama ini ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat selayang pandang gagasan orang-orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan dengannya. Ia tidak mau tahu bagaimana mereka berhujjah (berargumentasi). Di samping itu, orang yang sok tahu itu bersikap fanatik pada pendapat golongannya sendiri. Seolah-olah ia berseru, "Adalah hak kami untuk berbicara dan adalah kewajiban kalian untuk mendengarkan. Hak kami menetapkan, kewajiban kalian mengikuti kami. Pendapat kami semuanya benar, pendapat kalian banyak salahnya." Orang yang terlalu fanatik itu tidak mengakui jalan tengah. Ia menyalahgunakan aksioma, "Yang haq adalah haq, yang bathil adalah bathil."

6. Suka Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat Muslim yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatasnamakan Islam tanpa memeriksa kuat-lemahnya dasar-dasarnya. Ia suka berkata, "Menurut Islam begini.... Islam sudah jelas melarang begitu...." dan sebagainya, padahal yang ia ucapkan sesungguhnya hanyalah, "Menurut saya begini.... Saya melarang keras engkau begitu...." dan seterusnya. Kalau toh ia berkata, "Menurut saya bla bla bla....", ia hanya mengemukakan opini pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun aqli.

7. Suka Berdebat Kusir Jika pendapatnya dikritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik pengkritiknya. Ia enggan mencari celah-celah kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi-sisi kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan debatnya dan menonjol-nonjolkan kekuatan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan, bukan mencari kebenaran. Demikianlah beberapa ciri orang yang sok tahu menurut surat al-'Alaq dalam pemahamanku. Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, semoga kita masing-masing dapat melakukan introspeksi dan memperbaiki diri sehingga kita tidak menjadi orang yang sok tahu. Aamien.

Aisha Chuang

Rabu, 05 Oktober 2011

Penghalang Kesuksesan Anda..


Bagaimana bila ada seseorang sedemikian Ngotot menghalangi anda mencapai Sukses ? Bagaimana bila orang itu juga yang selalu merintangi anda disetiap usaha? Bagaimana perasaan anda terhadap orang itu? Bagaimana kalau orang itu selalu muncul sambil membawa segudang alasan untuk menghalangi anda bertindak ? Bagaimana kalau ternyata orang itu adalah anda sendiri? Boleh Jadi Ada kemungkinan, diri sendiri adalah musuh terbesar anda dalam menghalangi Sukses dan kegemilangan. Pernahkan anda memergoki diri anda sendiri berkata"aku tidak mungkin melakukan itu"...? Tidakkah suara kecil itu juga yang selalu merintangi tujuan anda, dan membawa berjubel-jubel alasan bahwa ini-itu adalah mustahil? Keterbatasan yang anda miliki memang meminta anda untuk membatasi diri. Tetapi keputusan tetap ditangan anda. Suara kecil itu silahkan bicara apa saja. Relakah anda dipenjara oleh keterbatasan? Tentu tidak. Bayangkan apa yang dapat anda capai bila anda 100% mendukung diri anda sendiri. Nah silahkan berhenti berkhayal, dan mulailah kehidupan. Tetap Semangat !!!! Jidan