Selamat datang di Blog Visi dan Motivasi. Sebuah blog berbagi cerita dan motivasi dalam menapaki hidup ini.

Selasa, 14 Juni 2011

Keajaiban Pembentukan Bayi dalam Rahim Ibu..Mengungkap Kebenaran Al-Qur'an

Pembungkusan Tulang oleh Otot


Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur'an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (Al Qur'an, 23:14)



Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al Qur'an adalah benar kata demi katanya.



Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.



Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam Al Qur'an, benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern

Senin, 13 Juni 2011

Learn To Know, Learn To Do, Learn Doing Together

Hidup adalah Proses Belajar,

Manusia lahir sebagai seorang anak bayi, Belajar Menyusu, belajar mengenali Suara sekelilingnya, belajar Bicara, jalan dst.

Banyak tantangan dalam setiap pembelajaran.Banyak sesuatu yang sepertinya tak mungkin dilakukan.

Sebagai Contoh, jika seorang anak bayi belajar berjalan, dan jatuh. Ibunya akan tetap menyemangatinya untuk berdiri dan mulai berjalan lagi. Meski tahu bahwa sang anak merintih kesakitan karena jatuh.

Perlahan si anak mulai bisa berjalan, sang ibu begitu semangat dan senangnya.
Si anak juga begitu gembiranya dapat hadiah ciuman  dan kata2 sayang dari ibunya. Si anak terus penasaran untuk bisa lebih. Berjalan tertatih, setelah itu dia pingin bisa berlari.

Didalam Proses belajar itu ada beberapa fase yang harus dijalani :
1. Learn To Know = Belajar untuk tahu
    Learn to Know adalah proses belajar secara Teori, Learn to Know ini biasanya dilakukan di sekolah, atau lembaga2 pendidikan yang lain. Learn To Know akan membuat daya pikir dari si anak terasah  dan menyimpan banyak memori tentang teori2 yang di sampaikan oleh Gurunya.
   Learn To Know lebih pada pengembangan IQ seseorang.

2. Learn To Do = Belajar untuk mengerjakan
     Learn To Do, adalah bagaimana seseorang belajar melakukan apa2 yang telah ia dapatkan dari Learn To Know. Learn To Do akan meningkatkanb skill seseorang. Learn To Know yang tinggi tanpa Learn To Do yang baik tidak akan berarti apa2. Learn To Do adalah kunci seseorang mampu melakukan apa yang telah ia pahami dengan Learn To Know.
Antara Learn To Know dengan To Do kadang akan bertentangan hasilnya. Sementara hidup itu pada Akhirnya adalah TO DO

3. Learn Doing Together = Belajar mengerjakan Bersama.
    Manusia adalah makhluk sosial. Dari Fase2 belajar diatas, maka semuanya akan dilakukan bersama sama dengan orang2 disekelilingnya.Tentunya Learn To Know didalam Keluarga; adab , akhlak dan tentunya agama adalah sangat penting disini sebagai Penyaring setiap kondisi lingkungan. Mana yang baik dan mana yang buruk.
Didalam Learn doing Together ,si anak di tuntut untuk belajar berinteraksi, belajar menerima pendapat orang lain, tidak Egois dan tumbuh menjadi manusia yang peka dan mampu beradaptasi dengan lingkungan.


Learn To Know, Learn To do, dan Learn Doing Together adalah fase2 yang harus di hadapi oleh setiap manusia agar menjadi manusia yang handal, baik secara Intelegensia ( IQ ), Skill dan juga Mempunyai Kecerdasan Emosional ( EQ )  yang baik, dan perlu satu lagi, pendidikan tentang agama ( ESQ ) sangat diperlukan disini.

Sabtu, 11 Juni 2011

Inspirasi Kisah Sukses Seekor Kerang Mutiara...

Bersama ibunya, setiap hari seekor kerang kecil sedang mencari makan. Cangkangnya senantiasa membuka dan menutup berusaha menangkap makanan yang lewat didepannya.
Begitulah kerang kecil itu setiap hari, selalu membuka dan menutup Cangkangnya tanpa mampu menyaring apa yang tertangkap dari buka tutup cangkangnya.

Suatu pagi,..
Seperti biasanya dia mencari makan, dan ternyata cangkangnya kemasukan pasir. Sangat sakit rasanya," Bunda, sakit bunda", kata kerang kecil." Anakku, sabarlah Allah tidak memberikan kita obat atau cara bagaimana mengeluarkan pasir itu, sabarlah nak. Berilah pasir itu air matamu, bungkuslah pasir itu dengan air matamu", Bunda nya berusaha menghibur.

Begitulah keseharian selanjutnya si kerang kecil, disamping tetap membuka tutup Cangkangnya, si kerang kecil itu selalu membasahi pasir itu dengan air matanya.

Setelah beberapa bulan, tibalah kerang -kerang itu dipanen. Kerang yang ada Mutiaranya dipisahkan dan di tempatkan ditempat yang lebih baik. Sementara kerang2 yang tidak ada mutiara di masukan ke dalam plastik dan ditimbang, dijual di warung-warung sebagai kerang rebus atau yang lain.

Sementara kerang mutiara harganya sangat mahal. dijual diantara orang yang terhormat, berada diantara orang2 terhormat.
Mutiara di ditempatkan ditempat yang khusus, dan dicari menjadi perhiasan yang sangat mahal, dan tidak semua orang bisa membeli Mutiara.

Kerang Mutiara dan kerang Rebus, keduanya adalah Kerang. Kerang Mutiara, hidupnya dijalani dengan rasa sakit, dengan air Mata. Sementara Kerang rebus, hidupnya dilaluinya dengan biasa saja, tanpa rasa sakit, tanpa air mata yang selalu membasahi.

Sobat..
Jika kita ingin menjadi seperti kerang mutiara, maka bersiaplah untuk menangis, bersiaplah untuk menerima setiap ujian dari Allah untuk meninggikan kelasmu, sehingga kita pada akhirnya akan ditempatkan diantara orang2 yang terhormat.

Pada akhirnya tergantung pilihan hidup Anda , apakah ingin menjadi Kerang Mutiara atau Kerang Rebus...

Pelaut Ulung tidak lahir dari Gelombang laut yang tenang, Pelaut Ulung lahir dari Gelombang laut yang penuh Badai.

Kisah Seorang Ah Long .. Bocah kecil Pengidap HIV

Bahagia..

Setiap manusia menginginkan kebahagiaan..
Kebahagiaan adalah hak dari setiap manusia di alam semesta ini..
Kebahagiaan ada di rumah mewah, ada di gubug reot, ada di pinggir pinggir jalan..

Kebahagiaan ada di rasa hati, bukan di rasa materi..

Begitu sebaliknya dengan kesedihan..
Sering kali apa yang dirasakan, melebihi apa yang sebenarnya terjadi, Seolah-olah dunia mau kiamat. Seolah-ola sungguh berat kesedihan yang menimpanya.

Ibarat sakit Lecet, Rasanya seperti Tulang-tulang badan ini remuk... sakitnya minta ampun.
Itulah manusia, sangat suka mendramatisir kesedihan yang dialaminya.

Lihat Kisah anak kecil ini, dia begitu tegar :


Ah Long (usia 6 th), hidup sebatang kara, mengidap HIV carrier dari almarhum orangtua nya.

Semua teman menjauhinya. Hanya anjingnya, Lao Hei, yg menjadi temannya.

Sedang memasak sendiri

Sedang turun gunung menuju rumahnya sambil memikul kayu bakar.

Beberapa sayuran yg ditanam di dekat rumah untuk makanan sehari-hari.


Tinggal di rumah peninggalan orangtuanya, di bukit di kaki gunung Malu, daerah Liuzhou, propinsi Guangxi, China.

Neneknya (84 tahun), sedang berkunjung, namun neneknya tidak mau tinggal bersamanya.

Ayam peliharaannya.

Belajar sendiri karena sekolah tidak mau menerimanya.

In your childhood, what were you doing?
- Begging Daddy to buy a toy,
- Being pressed by Mommy to learn a foreign language,
- Taking the pocket change that Grandma secretly gave you,
- Sharing the bubblegum you just bought with your friends…

When you couldn’t get what you wanted,
Did you sigh like a little adult : “It Sucks Being A Child!”.

However, A-Long wouldn’t.
By himself, he washes his laundry and makes his meals.
Alone, he feeds the chickens and raises the dog.
Alone, he studies and learns to read.
Alone, he goes to sleep.
A-Long never feels it sucks being himself,
Even though he is only 6-Years-Old this year.
Jika Anda merasa hidup ini susah,
atau merasa kesepian, atau merasa tidak berkecukupan,
atau merasa hidup ini tidak adil,
atau merasa lelah dengan hidup ini…
Be Strong! Berusahalah tegar setidaknya seperti Ah Long.
Bersyukurlah pada Tuhan dengan segala yg ada pada saat ini, bersyukurlah dalam segala hal… setiap saat… dalam setiap hal sekecil apapun.
Dan berusahalah untuk selalu berbahagia…


Sobat..

Lihatlah sekeliling kita, masih banyak orang2 yang tidak seberuntung kita. Syukuri yang ada, Nikmati yang kita punya. Ikhlaskan setiap yang hilang dari kita.

Dan tetaplah Berusaha dan Berdoa...Jangan Putus asa..
"Sesungguhnya beserta kesulitan selalu ada Kemudahan"

Jumat, 10 Juni 2011

Kemiskinan bukan halangan Kesuksesan..

Dia terlahir dari keluarga yang sangat miskin. Sepanjang hari dia mengisi perutnya dengan ampas gandum gratis dan mengganjalnya dengan banyak air.

Di usia remaja, ia menjadi pengasong makanan murahan dan es krim. Lalu menjadi buruh bangunan.

Meski sangat miskin, ia punya tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Ia belajar keras demi memperoleh beasiswa SMA.
Karena prestasinya bagus, dia diterima di Korea University. Untuk biaya kuliah, dia bekerja sebagai tukang sapu jalan.

Karena menjadi anggota dewan mahasiswa yang terlibat aksi demo anti pemerintah, ia dikenai hukuman penjara percobaan di tahun 1964.

Dia lalu bekerja di Hyundai. Kemampuannya mengundang kagum petinggi Hyundai sehingga karirnya terus melesat. Ia berhasil membangun divisi yang dipimpinnya menjadi mesin uang.

Setelah 30 tahun di Hyundai, ia masuk menjadi anggota dewan di tahun 1992.

Di 2002, ia terpilih menjadi Walikota Seoul.
Orang inilah yang akhirnya di 25 Pebruari 2008 dilantik sebagai Presiden Korea Selatan.

Lee Myung Bak membuktikan bahwa sekalipun berasal dari keluarga sangat miskin, dia bisa mencapai puncak sukses dengan kerja keras dan kesungguhan.

Myung Bak adalah contoh nyata betapa setiap orang bisa mengubah nasibnya. Kemiskinan serta latar belakang yang kurang baik bukanlah alasan untuk tidak bisa tsukses.

Cerita ini menginspirasi byk orang bahwa kemiskinan bisa di ubah menjadi kesuksesan dg tekad dan kerja keras serta kemauan kuat utk merubah nasib!

NB : Lahir dengan miskin bukanlah kebodohan
Tapi Mati dengan kemiskinan adalah kebodohan...

Dan walaupun begitu, masih banyak orang yang suka menunda tekad dan kerja keras serta kemauan kuatnya untuk merubah nasibnya sendiri (pasrah)..

Hidup adalah pilihan.

Mengenali Nafsu kita..




Orang yang membersarkan Tuhan akan memandang nafsu itu besar dan wajib diperangi. Nafsu itulah yang sangat menyusahkan. Sebab itu dalam ajaran Islam kita mesti bermujahadah dalam melawan nafsu.

Di dalam ajaran Islam, nafsu ada tujuh peringkat :

1. Nafsu Ammarah

Nafsu yang paling jahat dan paling zalim. Jika berbuat kejahatan, dia berbangga dengan kejahatannya. Kalau terpaksa susah karena kejahatannya, dia sanggup. Jika ada orang mengingatkannya tentang kejahatannya, dia akan menjawab dengan bangganya : “Saya kan Lelaki ?!”. Bayangkanlah, kalau orang seperti ini menjadi pemimpin dan berkuasa.

2. Nafsu Lawwamah

Nafsu yang mencerca dirinya sendiri. Senantiasa kesal dengan diri sendiri. Tidak hendak membuat kejahatan tetapi tidak mampu melawan nafsu. Bila melakukan kejahatan, sedih tapi selanjutnya masih terbuat lagi. Ada kalanya buat jahat sehingga dikenakan hukuman dalam penjara. Janji tidak buat lagi tapi buat juga. Rasa sedih lagi dan buat jahat bukan karena senang membuat jahat, tapi karena lemah melawan nafsu. Walaupun sudah niat tidak mau berbuat lagi dan sudah menyesal, namun masih saja terbuat lagi. Contohnya, ketika lalu di kebun orang, ternampak limau, rambutan, dsb. Walaupun sudah menguatkan hati tidak akan mencuri, tetapi dia ambil dan mencuri lagi. Orang nafsu di peringkat ini sudah mulai sadar tetapi sering kali kalah melawan hawa nafsunya.

3. Nafsu Muhamah

Arti pada lafaz ialah nafsu yang diberi ilham, sudah mulai dipimpin, diberi hidayah. Tuhan ambil perhatian sebab dia sudah mulai mendidik nafsunya. Apabila seseorang itu bersungguh-sungguh melawan nafsunya, atas belas kasihan Allah maka Tuhan akan pimpin. Oleh karena baru dididik, ibarat orang berjalan hendak menyeberang dan melintas jalan yang di tengah-tengah ada benteng, dia sudah berada di atas benteng. Artinya dia sudah di atas perbatasan. Kalau tidak ada angina yang besar atau ujian, jika mati insya Allah selamat. Sebab sudah di atas batas tapi belum sampai ke seberang. Namun masih dalam bahaya karena apabila datang angin besar, dia mungkin kembali ke tempat semula. Atau bila ujian datang, walaupun tidak jatuh tetapi sudah mulai goyang. Orang di atas batas ini tidak dikatakan tenang, masih dalam keadaan bahaya. Baru diberi ilham. Bila sudah sampai ke seberang barulah, masuk kawasan selamat dan barulah dikatakan tenang.

4. Nafsu Mutmainnah

Istilah mutmainnah bermaksud tenang, tidak terpengaruh oleh kesenangan dan kesusahan, tidak terpengaruh oleh sehat atau sakit, orang hina atau orang puji. Semuanya sama saja baginya. Pujian orang tiak menyebabkan hati terasa senang dan tidak berbunga. Orang hina, tidak terasa sakit hati. Tidak ada perasaan hendak marah atau berdendam (rasa tidak senang). Sebab hatinya sudah tenang, perkara positif atau negatif tidak mempengaruhinya. Orang ini sudah menjadi wali kecil, sudah naik di atas batas orang soleh. Nafsu peringkat ini sudah sampai ke kawasan selamat, tidak tergugat lagi. Maka Tuhan mengalu-alukan ketibaannya, dengan ayat :

“Wahai nafsu (jiwa) yang tenang (suci). Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dengan (hati) redha dan diredhai (Tuhan). Maka masuklah kamu dalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah kamu ke dalam Syurga-Ku.” (Al Fajr : 27-30)

Dari ayat ini, seolah-olah Tuhan tidak sabar hendak menyambut tetamu-Nya : “Mari-mari, cepat-cepat Aku tidak sabar, Aku hendak jumpa engkau ini.” Kemudian dalam ayat tadi, Tuhan berfirman : “Kembalilah dalam keadaan redha kepada Aku, dan Aku redha dengan engkau.” (Al Fajr : 28)
Tuhan mengalu-alukan dan kalau mati pada waktu itu, dia selamat. Oleh karena dia sudah selamat, sebab itulah Tuhan menyeru. Manakala bagi orang yang nafsunya belum selamat, dia akan mati dalam keadaan jikalau Tuhan hendak azab pun bisa, hendak diampunkan pun bisa.
Semuanya atas sebab keadilan Tuhan. Kalau kita hendak mengharapkan kekuatan diri sendiri, bimbang tidak selamat. Sebab itu kita mesti mencari kekuatan lain. Di antaranya perbanyakkan selawat, berbuat baik, bertawasul dengan guru-guru, dll, mudah-mudahan itu menyelamatkan. Allah berfirman :

“Bergaullah dengan hamba-hamba-Ku (yaitu para rasul, para nabi dan wali-wali), dan masuklah ke Syurga-Ku.” (Al Fajr : 29-30)

Artinya, carilah sebab-sebab untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Bila mencapai peringkat nafsu mutmainnah, barulah selamat. Nafsu-nafsu di bawah daripada peringkat itu tidak selamat.

5. Nafsu Radhiah

Orang yang berada di peringkat nafsu radhiah ini, dia meredhai apa saja yang Allah takdirkan kepadanya. Ia terhibur dengan ujian. Ia merasakan ujian adalah hadiah dari Tuhan. Bila orang menghinanya, dia berterima kasih kepada Tuhan dan dia rasa bahagia. Sebab itu mereka yang berada di maqam ini, bila kena pukul, mereka rasa puas. Bila ditampar, seolah-olah minta ditampar lagi. Nafsunya sudah jadi malaikat.

6. Nafsu Mardhiah

Orang yang berada di peringkat nafsu ini ialah apa saja yang mereka lakukan mendapat keredhaan Tuhan. Mereka inilah yang disebut dalam Hadis Qudsi : “Mereka melihat dengan pandangan Tuhan, mendengar dengan pendengaran Tuhan, berkata-kata dengan kata-kata Tuhan.” Kata-kata mereka masin, sebab itu mereka cukup menjaga tutur kata. Kalaulah mereka mengatakan celaka, maka celakalah. Karena kata-kata mereka, kata-kata yang diredhai Tuhan. Mereka memandang besar apa saja yang Tuhan lakukan.

7. Nafsu Kamilah

Nafsu petingkat ke-5, ke-6 dan ke-7 adalah derajad atau peningkatan kepada nafsu mutmainnah tadi. Bagi nafsu kamilah, manusia biasa tidak bisa sampai ke maqam ini. Kamilah hanya derajat untuk para rasul dan para nabi. Manusia biasa hanya sebatas peringkat ke-enam saja yaitu mardhiah (ini sudah taraf wali besar).

Itulah 7 peringkat nafsu manusia. Jadi orang yang hendak mendidik manusia mesti faham peringkat-peringkat nafsu ini. Kemudian perlu faham bagaimana pula hendak mendidik setiap peringkat-peringkat nafsu tersebut supaya manusia menjadi manusia yang sebenarnya.

SEKIAN