Selamat datang di Blog Visi dan Motivasi. Sebuah blog berbagi cerita dan motivasi dalam menapaki hidup ini.

Kamis, 29 Desember 2011

Renungan 12: Rahmatan lil’alamiin

Renungan 12: Rahmatan lil’alamiin

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (QS. Al Anbiyaa':107)

"Ah saya mah, sudah bisa ngasih makan anak sama istri sudah cukup. Saya
tidak akan muluk-muluk."

"Saya hanya ingin bermanfaat bagi orang lain."

Coba bandingkan dua kalimat di atas. Mana yang lebih baik? Jika Anda memilih
kalimat yang kedua, sepakat dengan saya.
Bagaimana dengan contoh kalimat yang pertama? Menurut saya banyak sekali.
Sebagai ciri orang-orang yang seperti ini ialah orang yang hanya mementingkan
dirinya sendiri. Ciri lain ialah orang yang cepat puas dengan hasil yang dia
peroleh, karena sudah mencukupi untuk diri serta keluarganya.

Padahal masih banyak orang-orang yang membutuhkan bantuan kita. Pengemis,
gelandangan, anak-anak jalanan, anak-anak yatim piatu, anak-anak berandal,
dan sebagainya. Jika kita sudah cukup, kenapa kita tidak berpikir untuk
mencukupi mereka?

Semua terserah Anda, kalimat mana yang akan Anda pilih. Pemilihan kata-kata
itu merupakan pencitraan pada diri Anda sendiri, apakah Anda orang yang egois
yang hanya mementingkan diri sendiri atau orang yang peduli dengan sesama,
yang menjalankan peran Anda sebagai seorang Muslim yaitu rahmatan lil
'alamin.

Jangan karena kita sudah bisa memenuhi kebutuhan kita, lalu kita berhenti
meraih sukses yang lebih tinggi lagi. Sebab, kita ini diutus menjadi rahmatan
lil’alamiin, bukan saja rahmat untuk diri sendiri dan keluarga. Jika sudah suksespun tidak ada alasan untuk tidak meraih sukses berikutnya, apa lagi jika kita masih merasa belum sukses.


Selasa, 27 Desember 2011

Renungan 10: Tegarlah (Renungan ayat2 Inspiratif)


Renungan 10: Tegarlah


Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orangorang
yang beriman. (QS.Ali 'Imraan:139)

Sungguh malu, saat kita menghadapi kesulitan, kita bersedih dan langsung
bersikap lemah. Kita hanya diam, menyerah, dan berbicara mengeluarkan
berbagai alasan-alasan mengapa kita menyerah. Kita menyalahkan orang lain,
lingkungan, atau kondisi di sekitar kita. Alasan-alasan ini hanyalah bukti
kelemahan kita, bukti bahwa kita tidak kuat menghadapi berbagai masalah yang
muncul.

Padahal Allah melarang kita bersikap lemah dan bersedih. Kita harus tetap tegar
sekokoh batu karang dan tidak bersedih atas segala kesulitan dan beban yang
menghimpit. Hapuslah air mata, bangunlah dari tidurmu. Bangkitlah, karena kita
sesungguhnya kuat untuk menghadapi berbagai cobaan yang menerpa kita.
Bersikap lemah dan larut dalam kesedihan tidak akan memberikan solusi bagi
kita. Berharap belas kasihan? Tidak dijamin, malah bisa saja kita malah
ditertawakan oleh orang lain. Kesedihan malah memadamkan api energi dalam
tubuh kita untuk bertindak dan berkarya. Bukankah diam ini justru akan membuat
masalah berlarut-larut?

Masalah tidak akan selesai hanya dengan ditangisi, kita harus kuat dan bertindak
mengatasi masalah tersebut. Bukannya diam lemah sambil bersedih hati yang
justru akan menambah kesemasan demi kecemasan dalam diri kita. Langkah
kita akan gamang, tak jelas arah, dan ujung-ujungnya kita malah tidak akan
peduli lagi dengan apa yang akan terjadi, menyerah dan pasrah.
Bangkitlah kawan, hapus air matamu, dan kuatkan dirimu.

Senin, 26 Desember 2011

Renungan 9: Hanya mengharap keridhaan Allah


Renungan 9: Hanya mengharap keridhaan Allah

Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (QS. Al Insaan:9)

Inilah ciri orang yang melakukan kebajikan, memberi makan kepada fakir miskin hanyalah untuk menghadap ridha Allah semata. Sering kali saat kita berbuat sesuatu, kita malah dikritik pedas oleh orang lain. Sering kali saat kita berbuat baik, bukannya mendapatkan terima kasih, tetapi malah dihina. Bahkan tidak sedikit orang yang berjuang malah mendapatkan fitnah. Kita tidak akan membicarakan mereka yang tidak suka kepada orang-orang yang berbuat baik. Kita fokuskan saja kepada diri kita sendiri. Jangan sampai kehadiran orang-orang seperti ini menghambat kita berbuat baik. Kita hanya mengharapkan keridhaan Allah, tidak peduli apakah orang yang kita tolong akan berterima kasih kepada kita atau tidak.

Kita juga tidak usah memperdulikan orang yang malah mengkritik kebaikan kita. Lebih baik dikritik karena berbuat kebaikan dari pada mengkritik yang berbuat kebaikan tetapi tidak berbuat baik. Biarkan, teruskan berbuat kebaikan, teruskan berjuang untuk orang lain, dan jangan berhenti untuk berkontribusi. Yang perlu kita lakukan ialah menguatkan jiwa kita atas para pengkritik ini.

Begitu juga, kita mungkin mendapatkan fitnah, karena ada orang yang tidak suka saat kita berbuat baik. Mereka memfitnah orang yang berbuat baik karena iri, dengki, atau kedudukannya terancam. Teruskan berjuang, sebab yang kita kejar adalah keridhaan Allah. Hanya keridhaan Allah.

Jangankan kita, para Nabi pun yang mulia, selalu mendapatkan perlakuan yang jelek dari umatnya. Padahal para Nabi itu jelas akan menyelamatkan umatnya. Tapi apa yang terjadi, dibunuh, disiksa, dan difitnah, padahal mereka itu adalah orang-orang teragung yang diutus justru untuk menyelamatkan manusia. Apalah kita, jika kita bebuat baik, tentu saja akan mendapatkan perlawanan yang tidak sedikit pula.

Minggu, 25 Desember 2011

Renungan 8: Jalan keluar itu(Renungan Ayat2 Inspiratif ( 8 )



Renungan 8: Jalan keluar itu


Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (QS Ath Thalaaq:2)
Dan barang-siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS Ath Thalaaq:4)

Bagi orang bertakwa, bershabarlah, sebab kemudahan sudah menunggu kita. Matahari akan terbit esok hari bersamaan dengan kemudahan atas segala kesulitan, beban, dan kegagalan yang menimpa kita. Tidak usah risau dan pesimis, karena kemudahan dan jalan keluar sudah dijanjikan Allah SWT kepada kita. Yang kita perlu lakukan ialah dengan menambah ketakwaan kita, agar jalan keluar dan kemudahan segera menghampiri kita.

Jadi, sepelik apapun masalah yang sedang kita hadapi, bertaqwalah kepada Allah. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselasaikan jika Allah memberikan jalan keluar bagi kita. Jika kita bertaqwa, maka tidak ada alasan bagi kita untuk putus asa dan menyerah saat menghadapi masalah yang sangat rumit. Kata Umar bin Khatab ra., jika kita bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan menjaga kita.

Selasa, 20 Desember 2011

Renungan ayat2 Inspiratif ( 7 )


Renungan 7:Yang Terjadi ya Terjadilah


Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(QS. Al Hadiid:22)

Jika memang sudah kehendak Allah SWT, kita bisa apa? Yang terjadi, ya
terjadilah. Kita tidak bisa menghindar dari berbagai bencana yang sudah
direncanakan Allah SWT, kita tidak bisa lari dari ketentuan-Nya, kita tidak
melawan-Nya, maka satu-satunya yang bisa kita lakukan ialah menerimanya.
Tunggu, yang dimaksud menerima bukanlah dalam makna “nrimo”, tetapi kita
harus menyadari dan meyakini bahwa semua itu adalah kehendak Allah SWT.

Dia-lah yang Maha Berkuasa menetapkan apapun yang terjadi pada kita.
Menerima artinya kita mengembalikan semuanya kepada Allah SWT, sebab
semuanya datang dari Allah, maka kita kembalikan kepada-Nya.

Jika kita sudah beriman akan ketentuan Allah, maka kita tidak lagi perlu larut
dalam kesedihan, penyelasalan, dan kebencian akan masalah, kesulitan,
musibah, dan kegagalan yang menimpa kita. Kita akan tenang menghadapi
usaha dan upaya kita, karena jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, itu
adalah sudah bagian dari ketentuan Allah SWT.

Jika hal ini sudah tertanam dalam jiwa, maka tidak ada lagi gundah, tegang,
resah, dan cemas di dalam hati kita. Kita akan menjalani hidup dengan penuh
optimis dan semangat, karena apa lagi yang harus kita cemaskan. Semuanya
sudah tertulis di Lauh Mahfudzh. Saat kesulitan menerpa, serahkan saja kepada
Allah SWT.

Senin, 12 Desember 2011

Renungan Ayat2 Inspiratif

Renungan 6: Maafkanlah 


Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS. Al A'raaf:199) 

Saat kita dilukai oleh seseorang tentu akan menyisakan luka pada diri kita. Namun luka yang lebih berbahaya adalah luka di hati, luka secara emosional. Luka emosional sering kali muncul saat kita diejek, direndahkan, dihina, atau berbagai tindakan yang mengarah ke harga diri kita. Saat emosi kita luka, kita akan sangat protektif, mengapa karena luka di atas luka lebih menyakitkan dari pada luka baru.

Luka emosional akhirnya sering menjadi sabotase bagi diri kita untuk meraih sukses. Kita takut gagal yang ujung-ujungnya takut diejek oleh orang lain. Kita juga sering takut oleh anggapan dan perkataan orang lain. Ini adalah akibat luka emosional yang masih ada dalam diri kita. Selama kita masih memiliki luka emosional, kita akan tetap sangat protektif yang secara tidak langsung sesuatu yang menyabotase diri Anda sendiri.
Seperti luka fisik, luka emosional juga bisa disembuhkan. Saat kita tertusuk duri, agar jari kita sembuh, satu langkah penting ialah dengan mencabut duri yang ada pada diri kita. Luka tersebut tidak akan sembuh jika kita tidak mencabut durinya terlebih dahulu. Begitu juga dengan luka emosional, hanya akan sembuh jika penyebab lukanya sudah kita cabut, caranya dengan memaafkan orang yang membuat kita luka emosional.


Dengan memaafkan, luka emosional kita akan sembuh sehingga kita tidak akan over protective lagi terhadap diri kita. Kita akan lebih tenang, tentram, sehat, dan mendapatkan kedamaian pikiran. Tentu saja, memaafkan yang tulus, yang benar-benar memaafkan tanpa syarat. Memaafkan yang seolah-olah orang yang melukai Anda tidak pernah melukai Anda dimasa lampau, bahkan bisa jadi dia adalah orang yang telah berjasa kepada kita karena memberikan peluang bagi kita untuk mendapatkan pahala dari memaafkan dan hikmah dari peristiwa yang bersangkutan.

Dengan memberikan maaf yang sebenar-benarnya maaf, hati ini menjadi lebih ringan, lapang dan leluasa. Tidak ada lagi ganjalan sesuatu pun di dalam hati kita yang menghambat pikiran dan tindakan kita. Kita memandang masa depan dengan lebih optimis, karena sesuatu yang kita lihat begitu cerah dan menjanjikan.

Rabu, 07 Desember 2011

Renungan Ayat2 Inspiratif



Renungan 5: Benci

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah:216)

Betapa sering kita membenci sesuatu, seperti tugas yang berat (sebagai contoh dalam ayat diatas adalah perang), kegagalan, kekurangan yang ada dalam diri kita, dan kehilangan. Namun kita tidak pernah tahu, bisa jadi apa yang kita benci itu justru baik menurut Allah SWT. Perang, adalah sesuatu hal yang sangat dibenci orang, tetapi mungkin saja hanya dengan jihad di jalan Allah kita bisa masuk syurga.
Saat kita mengejar sesuatu kemudian gagal, bisa saja justru kegagalan ini akan membawa kebaikan kepada kita. Sebagai contoh, misalnya Anda melamar ke suatu perusahaan, dan Anda gagal menjadi karyawan perusahaan tersebut, kita membencinya. Tetapi ternyata karyawan yang ada di dalam perusahaan itu tidak bisa bebas beribadah. Ada juga orang yang merasa membenci dirinya karena dirinya tidak tampan atau tidak cantik. Padahal bisa jadi jika dia cantik, dia malah terjurumus ke dunia orang-orang yang suka pamer aurat yang dibenci oleh Allah SWT. Bisa saja karena tidak cantik justru menyelamatkan dirinya dari rasa sombong dan takabur.

Yang jelas, apa pun yang ada pada diri kita, berbaik sangkalah kepada Allah SWT, bahwa itu semua yang terbaik untuk kita. Sesuatu yang kita suka atau kita benci semuanya tidak lain nikmat sekaligus ujian. Terimalah apa yang ada pada diri kita. Jangan membenci apa yang terjadi pada diri kita, karena bisa jadi semua itu adalah yang terbaik untuk kita.

Jika kita sudah bisa menerimanya dengan lapang dada, hidup akan lebih bersemangat dalam mengejar prestasi, karena tidak ada lagi kata gagal di dalam kamus hidupnya. Hidup akan lebih tenang dengan segala kekurangan yang ada di dalam diri. Tidak ada kekhawatiran, begitu bebas, lepas, semuanya diserahkan kepada Allah untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya.

Senin, 05 Desember 2011

Renungan Ayat2 Inspiratif


Renungan 4: Bersyukurlah

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS Ibrahim:7)
Saat kehilangan sesuatu, saat mengalami kerugian, atau saat tidak mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, sering kali jiwa kita terguncang sehingga patah semangat, tidak lagi memiliki motivasi. Kita sering lupa mensyukuri yang sudah kita miliki, kita juga sering melupakan hikmah yang tak ternilai dari suatu kegagalan yang harusnya kita syukuri. Padahal berdasarkan ayat diatas, jika kita mau bersyukur maka Allah menjanjikan akan menambah nikmat kita.
Oleh karena itu kita seharusnya menysukuri apa yang sudah Allah berikan kepada kita, kita juga harus mensyukuri apa yang kita dapatkan meskipun sekecil apa pun.
Ini adalah rahasia melipat gandakan nikmat kita. Saat kita berusaha, syukurilah nikmat yang kita dapatkan agar ditambah oleh Allah SWT. Jadi, tetaplah semangat meski hasil kita kecil, sebab jika kita mensyukurinya, yang kecil tersebut bisa menjadi besar.

Sangat ironis, sudah kecil, tidak kita syukuri. Alangkah bodohnya orang yang tidak mau mensyukuri nikmat Allah SWT. Mereka sering menyangka bahwa yang namanya nikmat itu adalah rezeki dalam bentuk materi yang jumlahnya besar. Padahal tidak, nikmat yang sudah kita dapatkan itu sangat banyak, jika kita berusaha untuk menyebutkannya, kita tidak akan bisa. Seperti yang dijelaskan dalam Al Quran,

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS Ibrahim:34)

Nikmatilah hidup, tetaplah semangat meski penghasilan kita kecil, karena kita bisa melipat gandakannya dengan mensyukurinya. Renungkanlah, betapa banyaknya nikmat yang sudah kita miliki. Jangan risau, jangan takut untuk gagal, sebab kegagalan sebesar apa pun tidak akan menghabiskan nikmat-nikmat yang ada pada diri kita.

Sabtu, 26 November 2011

Renungan Ayat-Ayat Inspirasi

Renungan 3: Hasbunallah wa ni’mal wakiil


(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada
orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka
perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah
Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". Maka
mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka
tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah
mempunyai karunia yang besar. (QS. Ali “Imran:173-174)

Mengapa harus cemas, mengapa harus takut, mengapa harus khawatir?
Bukankah ada Allah SWT yang menjadi penolong dan pelindung kita? Seperti
yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya saat perang Uhud
dimana masukan kafir sudah bersiap menyerang, perkataan yang keluar dari
mereka ialah hasbunallah wa ni’mal wakiil.
Kita adalah makhluq lemah, kita tidak memiliki kekuatan. Kekuatan hanya milik
Allah Yang Mahakuat, maka serahkanlah segara urusan kepada-Nya. Karena
siapa lagi yang mampu menolong dan menjadi pelindung untuk segala urusan
kita selain Allah? Insya Allah jika kita bertawakal ke Allah SWT, maka Dia akan
menjadi Penolong dan Pelindung kita.


Setelah merenungi ayat ini, tidak lagi kita perlu takut. Kita bisa melangkah di
muka bumi ini dengan langkah yang berani. Bukan berani karena rasa takabur
atau sombong, tetapi berani karena Allah menjadi Penolong dan Pelindung.
Siapa atau apa yang mampu mengalahkan kekuasaan-Nya? Tidak, tidak ada
sesuatu pun. Lalu mengapa kita harus takut, cemas, atau khawatir?
Kesusahan, bencana, kemiskinan, dan kesulitan lainnya adalah kecil dihadapan
Allah. Serahkanlah semuanya kepada Allah Yang Maha Kuat dan Maha Kaya
jika kita ingin mampu menghadapi kesusahan dan bencana. Tidak perlu takut menghadapi musuh-musuh Allah saat berdakwah, sebab siapa yang mampu
mengalahkan Pelindung dan Penolong kita?
Tidak ada lagi alasan untuk takut, tidak alasan untuk tidak semangat, tidak
alasan untuk khawatir akan hari esok, sebab kita sebenarnya sudah memiliki
Pelindung dan Penolong. Mari kita jadikan kalimat “hasbunallah wa ni’mal wakiil”
sebagai semboyan hidup kita. Jika harta kita sedikit, hutang yang banyak,
maisyah yang terhambat, mengadulah kepada Penolong dan Pelindung kita.
Saat kita mau berdakwah, rintangan dan halangan selalu ada. Tetapi sekarang
hal ini tidak lagi bisa menjadi alasan kita untuk tidak berdakwah karena Allah
yang menjadi Pelindung dan Penolong kita. Tidak peduli musuh kita banyak.
Tidak peduli musuh kita kuat. Tidak peduli kita hanya sendiri. Jika Allah
Pelindung dan Penolong kita, semua musuh akan bisa dikalahkan. Tidak akan
yang mampu menahan kehendak Allah SWT. Ingatlah Penolong dan Pelindung mu itu
Mengapa kita sering kali tetap khawatir dan takut? Mungkin karena kita sering
lupa bahwa kita memiliki Penolong dan Pelindung. Oleh karena itu kita harus
mengingat-Nya terus agar hati kita tenang. Tidak ada suatu pekerjaan yang bisa
membuat hati kita tenang selain kita mengingat-Nya.

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram. (QS. Al Ra’d:28)

Bahkan saat kita menghadapi musuh perang, yang kita perlukan adalah
mengingat Allah agar kita bisa memenangkan perang tersebut.

Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh),
maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya
agar kamu beruntung. (QS Al Anfaal:45)

Hanya Allah-lah yang mampu memberikan ketengan kepada kita,
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka
berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada
dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi
balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). (QS. Al
Fath:18)

Berjalanlah. Bertindaklah. Mencobalah. Sambil mengingat Penolong dan
Pelindung kita, bukan hanya ketenangan yang kita dapat, juga kemenangan.
Karena, Allah yang menghidupkan kita, yang mematikan kita, yang memberi
rezeki, yang menentukan apa yang terbaik bagi kita. Kenapa harus takut?
Sekarang, saatnya kita hidup dimuka bumi ini tanpa rasa khawatir,


Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Yunus:62)


Rabu, 23 November 2011

Renungan 2: Hikmah dibalik Kesulitan

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyrah:5-6).
Jika kita membaca ayat ini, mengapa kita harus takut. Sebab jika saat ini kita
sedang sulit, maka esok kemudahanlah yang akan menghampiri kita. Ayat ini sungguh memberikan inspirasi bagi kita yang sedang mengalami kesulitan, ayat
yang memberikan dorongan kepada kita untuk tetap bertahan, tetap semangat
dalam menghadapi hidup yang penuh kesulitan.
Kemudahan, atau pertolongan Allah SWT, akan datang. Tenanglah! Seperti
tenangnya Nabi Musa as. saat akan tersusul oleh pasukan Fir’aun, seperti
diceritakan dengan indah dalam Al Quran,
Maka Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari
terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikutpengikut
Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". Musa
menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku,
kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". (QS. Asy Syu'araa':60-62).
Jika kita meneladani Nabi Musa as., kita juga bisa mengatakan “sesungguhnya
Allah bersamaku, Dia akan memberikan petunjuk kepadaku” saat kita ditimpa
masalah yang seolah-olah tidak akan bisa hadapi atau selesaikan. Jadi,
janganlah bersedih dan janganlah berputus asa saat kesulitan menghimpit kita,
karena dengan pertolongan Allah SWT, kemudahan akan datang kepada kita.
Jangan pernah terhimpit, karena keadaan akan berubah. Seperti sebuah lagu
dari mendiang Chrisye, Badai pasti berlalu. Tunggulah kemudahan tersebut,
sudah dijamin koq oleh Allah dalam Al Quran yang mustahil salah. Tentu saja
sambil mengharap pertolongan Allah dengan shabar dan shalat. Hari esok
adalah ghaib, kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, bisa saja esoklah
datangnya kemudahan tersebut. Jadi selalu ada harapan di hari esok. Justru jika
kita tidak memiliki harapan di hari esok, artinya kita sudah sok mengetahui apa
yang akan terjadi esok hari. Kita menganggap esok hari akan seperti ini saja,
maka sama artinya kita mendahului ketentuan Allah SWT. Allahlah yang
menentukan hari esok akan seperti apa, dan kita memang tidak diberitahu. Bisa
saja besok hidup kita lebih baik. Besok, selalu ada harapan untuk kita.
Begitu juga dengan rezeki, mungkin saat ini begitu sulit karena akan ada
kemudahan setelah ini. Jangan sampai kita menyerah dengan cara tidak mau
mencari rezeki yang lebih besar karena takut kehilangan rezeki yang sudah ada.
Ada juga yang berharap kepada orang dengan cara menjilat dan merendahkan
diri dihadapan orang lain.
Allah sudah menyiapkan rezeki bagi kita, jadi meskipun saat ini serasa sulit,
sebenarnya sudah Allah siapkan untuk kita. Kemudahan akan kita dapatkan
setelah kesulitan ini.
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
(QS. Huud:6).
Hikmah Kesulitan
Daripada tenggelam dengan kesedihan akibat kesulitan, mengapa kita tidak
berusaha mengambil hikmah dengan cara berprasangka baik kepada Allah
SWT. Mungkin dengan datangnya kesulitan kepada kita, agar kita:
1. memiliki hati yang lebih kuat, sebab kesulitan menguatkan hati kita
2. sadar dengan segala kekurangan dan kesalahan sehingga kita bertaubat
dan dosa kita diampuni.
3. bebas dari rasa ‘ujub, kesulitan adalah bisa saja sebagai teguran karena
kita merasa bisa dan merasa pintar
4. tidak lalai, sudah nyata kesulitan ada dihadapan kita
5. lebih banyak mengingat Allah SWT
6. lebih bershabar, karena mungkin saja kesulitan ini adalah latihan bershabar

Senin, 14 November 2011

Renungan Ayat2 Inspirasi ( Bag 1 )


Renungan 1: Shalat dan Shabar

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS Al Baqarah:45-46)

Kita sering kali mencari pertolongan ke sana ke mari saat kita ditimpa masalah, namun kita (mungkin hanya saya), malah sering lupa untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT melalui shalat dan shabar. Shalat adalah bukti ketundukan kita kepada Allah SWT, shalat adalah do’a, shalat adalah ibadah yang bukan hanya memuji Allah SWT tetapi juga berisi permintaan-permintaan kita kepada Allh SWT.

Alangkah indahnya dalam sujud dan ruku’ kita mensucikan dan memuji Allah sebagai simbol ketundukan dan ketaatan kita kepada Allah SWT. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, jangankan kepada makhluq-Nya yang tunduk dan taat, bahkan kepada orang-orang yang membangkang pun dengan segala kesombongannya, Allah masih tetapi memberikan nikmat tiada tara. Mungkin kita perlu membenahi shalat kita, agar sesuai dengan syariat dan menjalankannya dengan penuh kekhusyuan. Kita seharusnya malu jika masih setengah-setengah menjalankan shalat, mengabaikannya, tidak peduli apakah shalat kita sudah benar atau tidak, dan shalat hanya penggugur kewajiban. Sudahkah shalat kita sesuai syariat?

Sudahkah kita yakin bahwa shalat kita sudah sesuai dengan syariat? Marilah kita bertanya, apakah takbiratul ihram kita sudah benar? Jika ya, tahukah Anda ayat atau hadits yang membuktikan bahwa takbiratur ihram kita itu sudah benar? Jika kita masih ragu atau masih belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, berarti kita masih perlu belajar, masih perlu membuka buku-buku fiqh dari ulama terpercaya.

Selasa, 01 November 2011

Kesempatan Untuk Jadi Agen atau Distributor Wafer Cream Curah.


 

Cocok untuk Camilan Sehari-hari sambil minum Kopi..

Juga Sehat buat Camilan Si kecil, Buat Mas-Mas atau Mbak sambil Nonton Tipi..


 Atau Ibu-Ibu yang mau memberikan Camilan Sehat buat Putra-putrinya ..
Atau Boleh Juga Tetangga-tetangganya..hehehe
 


Khusus Untuk Daerah Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Surabaya dan Sekitarnya.

Juga Melayani Luar Kota dan Luar Pulau , Tetapi harus Partai Besar. 

Harga Cukup Murah, Hanya Rp 13.500,- Perbag di tempat ( belum termasuk Ongkos Kirim) 

Bagi yang Mengambil Partai Besar, ada Diskon spesial...



Berat Perbag : 700 gram
Isi Pieces/ Bag  : 106-110 Pieces

Produksi : 
Koperasi Mekar Sari, PT Garudafood Putra-Putri Jaya Gresik


Buruuuuuuan !!!!...
Persediaan Terbatas... hanya tinggal kisaran 14 Ton...


Hubungi saya :
 Sudiyanto 

Alamat                  : Rt/Rw ,21/06 Perum Griya Krian Residence C-18
                                 Desa Sedengan, Krian, Sidoarjo.
Email 1                  : Sudyanto@garudafood.co.id
Email 2                  : Sudiyanto45@yahoo.co.id
Telp Kantor : 031 897 8333
HP          : 081235411205












Senin, 17 Oktober 2011

Malaikat Pelindung ...



Suatu hari seorang bayi siap untuk dilahirkan kedunia. Dia bertanya kepada Tuhan :

" Para Malaikat disini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah ?
 Tuhan menjawab," Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu."

" Tapi disini, didalam surga, apa yang pernah saya lakukan hanyalah beryanyi dan tertawa. Ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia."
 " Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih bahagia."

"Dan bagaimana saya mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku jika saya tidak mengerti bahasa mereka?"
 " Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar, dan dengan penuh kesabaran dan perhatian, dia akan mengajarkan bagaimana cara berbicara."

" Apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu?"
" Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara Berdoa."

" Saya mendengarkan bahwa dibumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya?"
 " Malaikatmu akan melindungimu, walau hal itu mungkin mengancam jiwanya."

" Tapi, saya pasti akan merasa sedih karena tidakmelihatMu lagi."
" Malaikatmu akan menceritakan padamu tentangfKu dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, Walaupun sesungguhnya Aku akan selallu berada disisimu."

Saat surga begitu tenang, sehingga suara bumi dapat didengar, dan sang bayi bertanya perlahan," Tuhan, jiika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahuku nama malaikat tersebut ?" " Kamu akan memanggil Malaikatmu , IBU."

Minggu, 16 Oktober 2011

Tiada Harga untuk Waktu, tetapi Menghargai waktu adalah sumber kesuksesan..


Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil Anda hanya dekat dengan mereka yang anda sukai. Dan seringkali anda menghindari orang yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah Anda akan mengenal sudut pandang yang baru Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan Jangan menolak perubahan hanya karena anda takut kehilangan yang telah dimiliki, karena dengannya anda merendahkan nilai yang bisa anda capai melalui perubahan itu Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong bila sikap anda salah Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan punya kesempatan untuk bersikap berani Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang anda pikirkan adalah jalan keluar masalah. Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat Kita lebih menghormati orang miskin yang berani daripada orang kaya yang penakut. Karena sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa depan yang akan mereka capai Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai. Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah. Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa mengupayakan pelayanan yang terbaik. Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang baik, maka andalah yang akan dicari uang Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita mungkin menua dengan berjalanannya waktu, tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus mengubah diri kita sendiri Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi orang tua yang masih melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan saat muda. Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan

Perilaku Orang Tua, Perilaku Anak..


Suatu ketika disebuah sekolah, diadakan pementasan drama. Pentas drama yang meriah, dengan pemain yang semuanya siswa-siswi disana. Setiap anak mendapat peran, dan memakai kostum sesuai dengan tokoh yang mereka perankan. Semua tampak serius, sebab pak Guru akan memberikan hadiah kepada anak yang tampil terbaik dalam pentas. Didepan panggung, semua orang tua murid ikut hadir dan menyemarakkan acara itu. Lakon drama berjalan dengan sempurna, semua anak tampil dengan maksimal. Ada yang berperan sebagai petani, lengkap dengan cangkul dan topinya. Ada juga yang menjadi nelayan, dengan jala yang disampirkan di bahu. Disudut sana, tampak pula seorang anak dengan wajah sedih, layaknya pemurung yang selalu menangis. Tepuk tangan dari para orang tua dan guru kerapo terdengar., disisi kiri dan kanan panggung. Tibalah kini akhir dari pementasan drama. Dan itu berarti, sudah saatnya pak guru mengumumkan siapa yang berhak mendapat hadiah. Setiap anak tampak berdebar dalam hati, berharap merekan terpilih menjadi pemain drama terbaik. Dalam komat-kamit mereka berdoa, supaya pak Guru akan menyebut namanya dan mengundang keatas panggung untuk menerima hadiah. Para orang tua pun ikut berdoa, membayangkan anak2 mereka menjadi yang terbaik. Pak Guru telah menaiki panggung, dan tak lama kemudian ia menyebut sebuah nama. Ahhaa..ternyata anak yang menjadi Pak Tua pemarah –lah yang menjadi juara. Dengan wajah berbinar, sang anak bersorak gembira.” Aku Menang”..begitu ucapnya. Ia bergegas menuju panggung, diiringi kedua orang tuanya yang tampak bangga. Tepuk tangan terdengar lagi.. Sang orang tua menatap sekeliling, menatap keseluruh hadirin . Mereka bangga. Pak Guru Menyambut m ereka. Sebelum menyerahkan hadiah, ia sedikit bertanya kepada sang “ Jagoan”, “Nak, kamu memang hebat. Kamu pantas mendapatkannya.Peranmu sebagai seorang yang pemarah terlihat bagus sekali. Apa rahasiannya ya, sehingga kamu bisa sehebat ini …Coba ceritakan kepada teman-temanmu.. Sang anak menjawab,” Terimakasih atas hadiahnya Pak. Dan sebenarnya saya harus berterimakasih kepada Ayah saya dirumah. Karena , dari ayah lah saya belajar berteriak dan menjadi pemarah. Kepada ayah Lah saya meniru prilaku ini. Ayah sering berteriak kepada saya, maka bukan hal sulit untuk menjadi pemarah seperti ayah.” Tampak sang ayah mulai tercenung . Sang anak mulai melanjutkan, “.. Ayah membesarkan saya dengan cara seperti itu.. jadi peran ini adalah peran yang mudah buat saya…” Sunyi. Usai bibir anak itu terkatup, keadaan tambah sunyi. Begitupun kedua orangtua si anak diatas panggung, mereka tertunduk. Jika sebelumnya mereka bangga, kini kebanggaan itu berubah menjadi aib. Seakan mereka berdiri sebagai terdakwa. Mereka belajar sesuatu dihari itu, ada yang harus diluruskan dalam perilaku mereka… Semua diserah ke para pembaca.. Semoga bermanfaat… Jayeed Jidan

7 Ciri Sok Tahu..


eramuslim - 'Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.

1. Enggan Membaca Ketika disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang 'sok tahu' pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui. Disisi lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.

2. Enggan Menulis Orang yang sok tahu terlalu mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan menghafal pengetahuan atau ilmu yang diperolehnya. Ia enggan mencatat. "Ngerepotin," katanya. Seolah-olah, otaknya adalah almari baja yang isinya takkan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia. Orang yang sok tahu enggan mencatat setiap membaca, menyimak khutbah, kuliah, ceramah, dan sebagainya. Padahal, Allah telah mengajarkan penggunaan pena kepada manusia. Di sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat pengetahuan yang diperolehnya, tapi ia merasa terlalu bodoh untuk mampu menulis. "Susah," katanya. Padahal, merasa terlalu bodoh itu jangan-jangan pertanda kemalasan. Emang sih, kalo nulis buat orang lain, kita perlu ketrampilan tersendiri. Tapi, bila nulis buat diri sendiri, bukankah kita gak bakal kesulitan nulis 'sesuka hati'? Apa susahnya nulis di buku harian, misalnya, "Tentang ciri sok tahu, lihat al-'Alaq!"?

3. Membanggakan Keluasan Pengetahuan Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, banyak menulis, banyak mendengar, banyak berceramah, dan sebagainya tanpa menyadari bahwa pengetahuan yang ia peroleh itu semuanya berasal dari Allah. Ia mengira, prestasi yang berupa luasnya pengetahuannya ia peroleh berkat kerja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itu pun semuanya atas kehendak-Allah. Mungkin ia suka meminjam atau membeli buku sebanyak-banyaknya, tetapi membacanya hanya sepintas lalu atau malah hanya memajangnya. Ia merasa punya cukup banyak wawasan tentang banyak hal. Ia tidak merasa terdorong untuk menjadi ahli di bidang tertentu. Kalau ia menjadi muballigh 'tukang fatwa', semua pertanyaan ia jawab sendiri langsung walau di luar keahliannya. Ia mungkin bisa menulis atau berbicara sebanyak-banyaknya di banyak bidang, tetapi kurang memperhitungkan kualitasnya.

4. Merendahkan Orang Lain Yang Tidak Sepaham Bagi orang Islam yang sok tahu, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera saja ia menuduh mereka telah melakukan bid'ah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya. Bahkan, misalnya, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain walau mereka punya dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai "Yang Maha Tahu", terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah Swt berfirman: "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan." (an-Najm [53]: 32) Muslim yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan menjadikan dosa itu identik dengan kesesatan dan kekafiran! Lalu atas dasar itu dengan gampangnya ia mengeluarkan 'vonis hukuman mati'. Padahal, dalam sebuah hadits shahih dari Usamah bin Zaid dikabarkan, "Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallaah, maka ia telah Islam dan terpelihara jiwa dan hartanya. Andaikan ia mengucapkannya lantaran takut atau hendak berlindung dari tajamnya pedang, maka hak perhitungannya ada pada Allah. Sedang bagi kita cukuplah dengan yang lahiriah."

5. Menutup Telinga dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain Orang yang sok tahu tidak memberi peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangan yang selama ini ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat selayang pandang gagasan orang-orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan dengannya. Ia tidak mau tahu bagaimana mereka berhujjah (berargumentasi). Di samping itu, orang yang sok tahu itu bersikap fanatik pada pendapat golongannya sendiri. Seolah-olah ia berseru, "Adalah hak kami untuk berbicara dan adalah kewajiban kalian untuk mendengarkan. Hak kami menetapkan, kewajiban kalian mengikuti kami. Pendapat kami semuanya benar, pendapat kalian banyak salahnya." Orang yang terlalu fanatik itu tidak mengakui jalan tengah. Ia menyalahgunakan aksioma, "Yang haq adalah haq, yang bathil adalah bathil."

6. Suka Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat Muslim yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatasnamakan Islam tanpa memeriksa kuat-lemahnya dasar-dasarnya. Ia suka berkata, "Menurut Islam begini.... Islam sudah jelas melarang begitu...." dan sebagainya, padahal yang ia ucapkan sesungguhnya hanyalah, "Menurut saya begini.... Saya melarang keras engkau begitu...." dan seterusnya. Kalau toh ia berkata, "Menurut saya bla bla bla....", ia hanya mengemukakan opini pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun aqli.

7. Suka Berdebat Kusir Jika pendapatnya dikritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik pengkritiknya. Ia enggan mencari celah-celah kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi-sisi kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan debatnya dan menonjol-nonjolkan kekuatan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan, bukan mencari kebenaran. Demikianlah beberapa ciri orang yang sok tahu menurut surat al-'Alaq dalam pemahamanku. Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, semoga kita masing-masing dapat melakukan introspeksi dan memperbaiki diri sehingga kita tidak menjadi orang yang sok tahu. Aamien.

Aisha Chuang

Rabu, 05 Oktober 2011

Penghalang Kesuksesan Anda..


Bagaimana bila ada seseorang sedemikian Ngotot menghalangi anda mencapai Sukses ? Bagaimana bila orang itu juga yang selalu merintangi anda disetiap usaha? Bagaimana perasaan anda terhadap orang itu? Bagaimana kalau orang itu selalu muncul sambil membawa segudang alasan untuk menghalangi anda bertindak ? Bagaimana kalau ternyata orang itu adalah anda sendiri? Boleh Jadi Ada kemungkinan, diri sendiri adalah musuh terbesar anda dalam menghalangi Sukses dan kegemilangan. Pernahkan anda memergoki diri anda sendiri berkata"aku tidak mungkin melakukan itu"...? Tidakkah suara kecil itu juga yang selalu merintangi tujuan anda, dan membawa berjubel-jubel alasan bahwa ini-itu adalah mustahil? Keterbatasan yang anda miliki memang meminta anda untuk membatasi diri. Tetapi keputusan tetap ditangan anda. Suara kecil itu silahkan bicara apa saja. Relakah anda dipenjara oleh keterbatasan? Tentu tidak. Bayangkan apa yang dapat anda capai bila anda 100% mendukung diri anda sendiri. Nah silahkan berhenti berkhayal, dan mulailah kehidupan. Tetap Semangat !!!! Jidan

Selasa, 14 Juni 2011

Keajaiban Pembentukan Bayi dalam Rahim Ibu..Mengungkap Kebenaran Al-Qur'an

Pembungkusan Tulang oleh Otot


Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur'an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (Al Qur'an, 23:14)



Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al Qur'an adalah benar kata demi katanya.



Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.



Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam Al Qur'an, benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern

Senin, 13 Juni 2011

Learn To Know, Learn To Do, Learn Doing Together

Hidup adalah Proses Belajar,

Manusia lahir sebagai seorang anak bayi, Belajar Menyusu, belajar mengenali Suara sekelilingnya, belajar Bicara, jalan dst.

Banyak tantangan dalam setiap pembelajaran.Banyak sesuatu yang sepertinya tak mungkin dilakukan.

Sebagai Contoh, jika seorang anak bayi belajar berjalan, dan jatuh. Ibunya akan tetap menyemangatinya untuk berdiri dan mulai berjalan lagi. Meski tahu bahwa sang anak merintih kesakitan karena jatuh.

Perlahan si anak mulai bisa berjalan, sang ibu begitu semangat dan senangnya.
Si anak juga begitu gembiranya dapat hadiah ciuman  dan kata2 sayang dari ibunya. Si anak terus penasaran untuk bisa lebih. Berjalan tertatih, setelah itu dia pingin bisa berlari.

Didalam Proses belajar itu ada beberapa fase yang harus dijalani :
1. Learn To Know = Belajar untuk tahu
    Learn to Know adalah proses belajar secara Teori, Learn to Know ini biasanya dilakukan di sekolah, atau lembaga2 pendidikan yang lain. Learn To Know akan membuat daya pikir dari si anak terasah  dan menyimpan banyak memori tentang teori2 yang di sampaikan oleh Gurunya.
   Learn To Know lebih pada pengembangan IQ seseorang.

2. Learn To Do = Belajar untuk mengerjakan
     Learn To Do, adalah bagaimana seseorang belajar melakukan apa2 yang telah ia dapatkan dari Learn To Know. Learn To Do akan meningkatkanb skill seseorang. Learn To Know yang tinggi tanpa Learn To Do yang baik tidak akan berarti apa2. Learn To Do adalah kunci seseorang mampu melakukan apa yang telah ia pahami dengan Learn To Know.
Antara Learn To Know dengan To Do kadang akan bertentangan hasilnya. Sementara hidup itu pada Akhirnya adalah TO DO

3. Learn Doing Together = Belajar mengerjakan Bersama.
    Manusia adalah makhluk sosial. Dari Fase2 belajar diatas, maka semuanya akan dilakukan bersama sama dengan orang2 disekelilingnya.Tentunya Learn To Know didalam Keluarga; adab , akhlak dan tentunya agama adalah sangat penting disini sebagai Penyaring setiap kondisi lingkungan. Mana yang baik dan mana yang buruk.
Didalam Learn doing Together ,si anak di tuntut untuk belajar berinteraksi, belajar menerima pendapat orang lain, tidak Egois dan tumbuh menjadi manusia yang peka dan mampu beradaptasi dengan lingkungan.


Learn To Know, Learn To do, dan Learn Doing Together adalah fase2 yang harus di hadapi oleh setiap manusia agar menjadi manusia yang handal, baik secara Intelegensia ( IQ ), Skill dan juga Mempunyai Kecerdasan Emosional ( EQ )  yang baik, dan perlu satu lagi, pendidikan tentang agama ( ESQ ) sangat diperlukan disini.

Sabtu, 11 Juni 2011

Inspirasi Kisah Sukses Seekor Kerang Mutiara...

Bersama ibunya, setiap hari seekor kerang kecil sedang mencari makan. Cangkangnya senantiasa membuka dan menutup berusaha menangkap makanan yang lewat didepannya.
Begitulah kerang kecil itu setiap hari, selalu membuka dan menutup Cangkangnya tanpa mampu menyaring apa yang tertangkap dari buka tutup cangkangnya.

Suatu pagi,..
Seperti biasanya dia mencari makan, dan ternyata cangkangnya kemasukan pasir. Sangat sakit rasanya," Bunda, sakit bunda", kata kerang kecil." Anakku, sabarlah Allah tidak memberikan kita obat atau cara bagaimana mengeluarkan pasir itu, sabarlah nak. Berilah pasir itu air matamu, bungkuslah pasir itu dengan air matamu", Bunda nya berusaha menghibur.

Begitulah keseharian selanjutnya si kerang kecil, disamping tetap membuka tutup Cangkangnya, si kerang kecil itu selalu membasahi pasir itu dengan air matanya.

Setelah beberapa bulan, tibalah kerang -kerang itu dipanen. Kerang yang ada Mutiaranya dipisahkan dan di tempatkan ditempat yang lebih baik. Sementara kerang2 yang tidak ada mutiara di masukan ke dalam plastik dan ditimbang, dijual di warung-warung sebagai kerang rebus atau yang lain.

Sementara kerang mutiara harganya sangat mahal. dijual diantara orang yang terhormat, berada diantara orang2 terhormat.
Mutiara di ditempatkan ditempat yang khusus, dan dicari menjadi perhiasan yang sangat mahal, dan tidak semua orang bisa membeli Mutiara.

Kerang Mutiara dan kerang Rebus, keduanya adalah Kerang. Kerang Mutiara, hidupnya dijalani dengan rasa sakit, dengan air Mata. Sementara Kerang rebus, hidupnya dilaluinya dengan biasa saja, tanpa rasa sakit, tanpa air mata yang selalu membasahi.

Sobat..
Jika kita ingin menjadi seperti kerang mutiara, maka bersiaplah untuk menangis, bersiaplah untuk menerima setiap ujian dari Allah untuk meninggikan kelasmu, sehingga kita pada akhirnya akan ditempatkan diantara orang2 yang terhormat.

Pada akhirnya tergantung pilihan hidup Anda , apakah ingin menjadi Kerang Mutiara atau Kerang Rebus...

Pelaut Ulung tidak lahir dari Gelombang laut yang tenang, Pelaut Ulung lahir dari Gelombang laut yang penuh Badai.

Kisah Seorang Ah Long .. Bocah kecil Pengidap HIV

Bahagia..

Setiap manusia menginginkan kebahagiaan..
Kebahagiaan adalah hak dari setiap manusia di alam semesta ini..
Kebahagiaan ada di rumah mewah, ada di gubug reot, ada di pinggir pinggir jalan..

Kebahagiaan ada di rasa hati, bukan di rasa materi..

Begitu sebaliknya dengan kesedihan..
Sering kali apa yang dirasakan, melebihi apa yang sebenarnya terjadi, Seolah-olah dunia mau kiamat. Seolah-ola sungguh berat kesedihan yang menimpanya.

Ibarat sakit Lecet, Rasanya seperti Tulang-tulang badan ini remuk... sakitnya minta ampun.
Itulah manusia, sangat suka mendramatisir kesedihan yang dialaminya.

Lihat Kisah anak kecil ini, dia begitu tegar :


Ah Long (usia 6 th), hidup sebatang kara, mengidap HIV carrier dari almarhum orangtua nya.

Semua teman menjauhinya. Hanya anjingnya, Lao Hei, yg menjadi temannya.

Sedang memasak sendiri

Sedang turun gunung menuju rumahnya sambil memikul kayu bakar.

Beberapa sayuran yg ditanam di dekat rumah untuk makanan sehari-hari.


Tinggal di rumah peninggalan orangtuanya, di bukit di kaki gunung Malu, daerah Liuzhou, propinsi Guangxi, China.

Neneknya (84 tahun), sedang berkunjung, namun neneknya tidak mau tinggal bersamanya.

Ayam peliharaannya.

Belajar sendiri karena sekolah tidak mau menerimanya.

In your childhood, what were you doing?
- Begging Daddy to buy a toy,
- Being pressed by Mommy to learn a foreign language,
- Taking the pocket change that Grandma secretly gave you,
- Sharing the bubblegum you just bought with your friends…

When you couldn’t get what you wanted,
Did you sigh like a little adult : “It Sucks Being A Child!”.

However, A-Long wouldn’t.
By himself, he washes his laundry and makes his meals.
Alone, he feeds the chickens and raises the dog.
Alone, he studies and learns to read.
Alone, he goes to sleep.
A-Long never feels it sucks being himself,
Even though he is only 6-Years-Old this year.
Jika Anda merasa hidup ini susah,
atau merasa kesepian, atau merasa tidak berkecukupan,
atau merasa hidup ini tidak adil,
atau merasa lelah dengan hidup ini…
Be Strong! Berusahalah tegar setidaknya seperti Ah Long.
Bersyukurlah pada Tuhan dengan segala yg ada pada saat ini, bersyukurlah dalam segala hal… setiap saat… dalam setiap hal sekecil apapun.
Dan berusahalah untuk selalu berbahagia…


Sobat..

Lihatlah sekeliling kita, masih banyak orang2 yang tidak seberuntung kita. Syukuri yang ada, Nikmati yang kita punya. Ikhlaskan setiap yang hilang dari kita.

Dan tetaplah Berusaha dan Berdoa...Jangan Putus asa..
"Sesungguhnya beserta kesulitan selalu ada Kemudahan"