Selamat datang di Blog Visi dan Motivasi. Sebuah blog berbagi cerita dan motivasi dalam menapaki hidup ini.

Minggu, 16 Oktober 2011

Perilaku Orang Tua, Perilaku Anak..


Suatu ketika disebuah sekolah, diadakan pementasan drama. Pentas drama yang meriah, dengan pemain yang semuanya siswa-siswi disana. Setiap anak mendapat peran, dan memakai kostum sesuai dengan tokoh yang mereka perankan. Semua tampak serius, sebab pak Guru akan memberikan hadiah kepada anak yang tampil terbaik dalam pentas. Didepan panggung, semua orang tua murid ikut hadir dan menyemarakkan acara itu. Lakon drama berjalan dengan sempurna, semua anak tampil dengan maksimal. Ada yang berperan sebagai petani, lengkap dengan cangkul dan topinya. Ada juga yang menjadi nelayan, dengan jala yang disampirkan di bahu. Disudut sana, tampak pula seorang anak dengan wajah sedih, layaknya pemurung yang selalu menangis. Tepuk tangan dari para orang tua dan guru kerapo terdengar., disisi kiri dan kanan panggung. Tibalah kini akhir dari pementasan drama. Dan itu berarti, sudah saatnya pak guru mengumumkan siapa yang berhak mendapat hadiah. Setiap anak tampak berdebar dalam hati, berharap merekan terpilih menjadi pemain drama terbaik. Dalam komat-kamit mereka berdoa, supaya pak Guru akan menyebut namanya dan mengundang keatas panggung untuk menerima hadiah. Para orang tua pun ikut berdoa, membayangkan anak2 mereka menjadi yang terbaik. Pak Guru telah menaiki panggung, dan tak lama kemudian ia menyebut sebuah nama. Ahhaa..ternyata anak yang menjadi Pak Tua pemarah –lah yang menjadi juara. Dengan wajah berbinar, sang anak bersorak gembira.” Aku Menang”..begitu ucapnya. Ia bergegas menuju panggung, diiringi kedua orang tuanya yang tampak bangga. Tepuk tangan terdengar lagi.. Sang orang tua menatap sekeliling, menatap keseluruh hadirin . Mereka bangga. Pak Guru Menyambut m ereka. Sebelum menyerahkan hadiah, ia sedikit bertanya kepada sang “ Jagoan”, “Nak, kamu memang hebat. Kamu pantas mendapatkannya.Peranmu sebagai seorang yang pemarah terlihat bagus sekali. Apa rahasiannya ya, sehingga kamu bisa sehebat ini …Coba ceritakan kepada teman-temanmu.. Sang anak menjawab,” Terimakasih atas hadiahnya Pak. Dan sebenarnya saya harus berterimakasih kepada Ayah saya dirumah. Karena , dari ayah lah saya belajar berteriak dan menjadi pemarah. Kepada ayah Lah saya meniru prilaku ini. Ayah sering berteriak kepada saya, maka bukan hal sulit untuk menjadi pemarah seperti ayah.” Tampak sang ayah mulai tercenung . Sang anak mulai melanjutkan, “.. Ayah membesarkan saya dengan cara seperti itu.. jadi peran ini adalah peran yang mudah buat saya…” Sunyi. Usai bibir anak itu terkatup, keadaan tambah sunyi. Begitupun kedua orangtua si anak diatas panggung, mereka tertunduk. Jika sebelumnya mereka bangga, kini kebanggaan itu berubah menjadi aib. Seakan mereka berdiri sebagai terdakwa. Mereka belajar sesuatu dihari itu, ada yang harus diluruskan dalam perilaku mereka… Semua diserah ke para pembaca.. Semoga bermanfaat… Jayeed Jidan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Says